Provinsi “Istimewa Melayu Kepulauan Riau”

(Gagasan Permulaan)

Authors

  • Muchid Albintani Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau
  • Auradian Marta Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau

DOI:

https://doi.org/10.35967/jipn.v19i1.7833

Keywords:

Pemerintahan Alam Melayu, Provinsi Istimewa Melayu Riau Kepulauan, kawasan strategis

Abstract

Esai ini berupaya menelaah hubungan kausalitas antara regulasi ketatanegaraan [keberadaan pemerintah pusat sebagai negara dalam arti sempit terhadap ‘Pemerintahan Alam Melayu’], dan corak pemerintahan daerah [berdasarkan budaya politik lokal sebagai implementasi desentralisasi] di kawasan Riau Kepulauan yang dianggap strategis secara geografis. Esai iniber tujuan, [i] Menjelaskan faktor-faktor yang mendukung urgensinya mewujudkan ‘Pemerintahan Alam Melayu’ di Kepulauan Riau sebagai kawasan strategis. [ii] Menjelaskan implemen tasi ‘Pemerintahan Alam Melayu’ di Kepulauan Riau sebagai kawasan atau wilayah strategs. Hasil penelaahan menunjukkan, [i] Berdasarkan perspektif Geo-politik dan pola Hubungan Pusat-daerah, corak pemerintahan lokal sebagai upaya pelaksanaan desentralisasi di Kepulauan Riau adalah sebuah keniscayaan karena merupakan kawasan perbatasan yang strategis [ii] Berdasarkan kedua perspektif tersebut, esai ini menginisiasi studi akademis, dan formulasi kebijakan pembentukan ‘Provinsi Istimewa Melayu Riau Kepulauan’.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Albintani, M., Ishak. (2020). Cultural Development and Social Identity in Riau, Indonesia. International Journal of Scientific and Technology Research. 9(4): 111-113.

Albintani, Muchid. (2016). Berburu Rente di Pulau Batam: Provinsi Istimewa Singapura, dan Negara Bintan. Yogyakarta: Deepuslish.

Muchid Albintani. [2014]. Konflik dalam perspektif sosiologi spasial: satu pemikiran dari Riau, Indonesia. Dalam Chin Yee Whah, Noer Hayati Saa?at & Sity Daud [Eds.], Sain Sosial dan kajian pembangunan kumpulan rencana penghormatan untuk Profesor Abdul Rahman Embong [pp.387-396]. Selangor, DE: PSSM dan IKMAS, UKM.

Albintani, Muchid dan Auradian Marta (2012), Otonomi Khusus Riau, Disintegrasi Lokal Dan Penetrasi Negara. Pekanbaru: Repository Universitas Riau.

Albintani, Muchid. (2013). The Influence of State and Market on the development of industrial zone in Malaysia and Indonesia. International Journal of Business and Management Studies. 5(1): 347-355.

Albintani, Muchid. (2005). Berburu Rente di Perbatasan: Menolak Pembangunanisme di Riau Kepulauan. Pekanbaru: Unri Press.

Abrus, Rustam S., dkk. (pnyt). (1988). Sejarah Perjuangan Raja Haji Fisabilillah dalam Perang Riau Melawan Belanda (1782-1784). Pekanbaru: Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Riau.

Agus Santoso, M. “Menggagas Otonomi Khusus Kalimantan Timur”, cetakan 1, Total Media, 2014, Yogyakarta.

Aziz, Nyimas Latifah Letty dan Zuhro, R.Siti (ed). 2018. Dinamika Pengawasan Dana Otonomi Khusus dan Istimewa. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Kementerian Hukum dan HAM RI. (2011). Hasil penelitian hukum tentang, Pembentukan Otonomi Khusus di Bali Dan Pengaruhnya bagi Keutuhan NKRI. Telah dipaparkan dalam seminar di BPHN, pada 28 September.

Djojosoekarto, Agung dkk., Kebijakan Otonomi Khusus di Indonesia Pembelajaran dari Kasus Aceh, Papua, Jakarta, dan Yogyakarta, Kemitraan, Jakarta, 2008.

Dahlan, Ahmad. (2014). Sejarah Melayu. Jakarta: KPG [Kepustakaan Populer Gramedia].

Faucher, C. (2005). Regional autonomy, Malayness and power hierarchy in the Riau Archipelago in Erb, M., Sulistiyanto, P. & Faucher, C. (pnyt). Regionalism in post-Suharto

Indonesia. London & New York: Routledge Curzon.

Faucher, C. (2006). Popular discourse on identity politics and decentralisation in Tanjung Pinang public schools. Asia Pacific Viewpoint 47(2): 273-285.

Ibrahim Abdul Kadir & Muchid Albintani. (2000). H. Abdul Manan Saiman Cakap Rampai Orang Patut-patut. Pekanbaru: LPSDM Riau Pos.

Hadiwijoyo, Suryo Sakti. (2009). Menggugat Keistimewaan Jogjakarta, Tarik Ulur Kepentingan, Konflik Elit, dan Isu Perpecahan, cetakan I, Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Hilal, Suryo. (2017). Gagasan Otonomi Khusus Bagi Provinsi Kaltimantan Timur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tesis S2 Magister Hukum UII Yokyakarta. https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/8961/TESIS%20SURYO%20PDF.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Huda, Ni?matul. (2014). Desentralisasi Asimetris Dalam NKRI, Kajian Terhadap Daerah Istimewa, Daerah Khusus, Dan Otonomi Khusus . Bandung: Nusa Media.

Huda, Ni?matul. (2013). Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam Perdebatan Konstitusi dan Perundangundangan di Indonesia. Bandung: Nusa Media.

Juhro, Raden Siti,. dkk. (2009). Demokrasi lokal: perubahan dan kesinambungan nilai-nilai budaya politik lokal di Jawa Timur, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, dan Bali. Yokyakarta: Ombak.

Kompas, 29 Januari 2000.

Long, Nicholas, J. (2009). Urban, Social and Personal Transformations in Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Indonesia. Disertasi Universitas Cambridge, Inggris (tidak dipublikasi).

Li, T. (1998). Constituting capitalist culture: the Singapore Malay problem and entrepreneurship reconsidered in Hefner, R. W. (pnyt). Market cultures: society and morality in the new Asian capitalisms. Boulder: Westview Press.

Guss, D. M. (2000). The festive state: race, ethnicity and nationalism as cultural performance. Berkeley: University of California Press.

Kahn, J. S. 2006. Other Malays: nationalism and cosmopolitanism in the modern Malay world. Singapore: Asian Studies Association of Australia in association with Singapore University Press and NIAS Press.

Kompas, Kamis (29 Januari 2004).

Malley, M. (1999). Regions: centralisation and resistance in Emmerson, D. K. (pnyt). Indonesia beyond Suharto: polity, economy, society, transition. Armonk: M.E. Sharpe.

Majalah Tempo, Senin (26 Januari 2004).

Nurmandi, Achmad, Trisno Aji Putra dan Nikolas Panama. (2012). Menjaga Indonesia dari Kepri: Peluang, Tantangan, & Profil 19 Pulau Terdepan Indonesia di Kepulauan Riau. Tanjungpinang: Badan Pengelola Perbatasan Provinsi Kepri.

Eko Prasojo, Irfan Ridwan M dan Teguh K. (2006). Desentralisasi & pemerintahan daerah: antara model demokrasi lokal & efisiensi struktural. Jakarta: Departemen Ilmu Administrasi Fisip, UI.

Keputusan Presiden RI Nomor 94 Tahun 1998 tentang, Daerah industri pulau batam sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan keputusan presiden nomor 58 tahun 1989.

Keputusan Presiden RI Nomor 113 Tahun 2000 tentang, “Perubahan keempat atas keputusan presiden nomor 41 tahun 1973 tentang Daerah Industri Pulau Batam.

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2002 tentang, Penundaan keempat berlakunya peraturan pemerintah nomor 39 tahun 1998 tentang perlakuan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah di kawasan berikat (bonded zone) daerah industri pulau batam.

Ratnawati, Tri. (2006). Potret pemerintahan lokal di Indonesia di masa perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar kerja sama dengan Pusat Penelitian Politik-LIPI.

Rab, Tabrani. (1990). Fenomena Melayu. Pekanbaru: Lembaga Studi Sosial Budaya Riau.

Perviddya, Jacobus Solossa. (2006). Otonomi Khusus Papua, Mengangkat Martabat Rakyat Papua di Dalam NKRI. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Santoso, M. Agus. (2014). “Menggagas Otonomi Khusus Kalimantan Timur”. Yogyakarta: Total Media.

Sesung, Rusdianto. (2013). Hukum Otonomi Daerah, Negara Kesatuan, Daerah Istimewa, daerah otonomi khusus. PT Refika Aditama. Cetakan Kesatu. Bandung: Sirojul.

Sihbudi, Riza dkk. (2001). Bara dalam sekam: identifikasi akar masalah dan solusi atas konflik-konflik lokal di Aceh, Maluku, Papua dan Riau. Bandung: LIPI & Mizan Pustaka.

Samad, Raja Syofan. (2010). Negara dan Masyarakat: Studi Penetrasi Negara di Riau Kepulauan Masa Orde Baru. Jokjakarta: Pustaka Pelajar.

Syahri, Aswandi & Raja Murad. (2006). Cogan Regalia Kerajaan Johor-Riau-Lingga-dan Pahang. Tanjungpinang: Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Provinsi Kepulauan Riau.

Soedarisman, Poerwokoesoemo. (1984). Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tri Ratnawati. 2006. Potret Pemerintahan Lokal di Indonesia di masa Perubahan Otonomi Daerah Tahun 2000-2005. Jokjakarta: Pustaka Pelajar dan P2P-LIPI.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang, Otonomi Khusus Bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh Sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Undang-Undang Nomor. 21 Tahun 2001 tentang, Daerah Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor. 13 Tahun 2012 tentang, Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang, Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuar Republik Indonesia.

Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang, Pemerintahan Daerah.

Undang Undang Nomor 36 Tahun 2000, tentang, Pengesahan Perpu Nomor.1 Tahun 2000 sebagai Undang-undang Kawasan Perdagngan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

Widodo, Erna dan Muchtar. (2000). Konstruksi ke arah penelitian deskriptif. Yokyakarta: Penerbit Avyrouz.

Published

2020-11-04

How to Cite

Albintani, M., & Marta, A. (2020). Provinsi “Istimewa Melayu Kepulauan Riau”: (Gagasan Permulaan). Nakhoda: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 19(1), 56–74. https://doi.org/10.35967/jipn.v19i1.7833

Issue

Section

Articles

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.