Diskursus Publik Terhadap Transportasi Berkelanjutan

Studi Kasus Elektrifikasi Moda Transportasi di DKI Jakarta

Abstrak

Kebijakan elektrifikasi moda transportasi di DKI Jakarta telah menghadirkan perdebatan ditengah publik khususnya di media sosial. Kebijakan dalam menciptakan ekosistem transportasi listrik yang ramah lingkungan tersebut dinilai belum dibarengi dengan aspek-aspek pendukung transportasi berkelanjutan. Penelitian ini mengeksplorasi perdebatan tersebut dengan mengaitkan pada aspek-aspek transportasi berkelanjutan seperti lingkungan, masyarakat dan ekonomi untuk mengetahui dan menilai perkembangan elektrifikasi transportasi di DKI Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif dengan pendekatan Qualitative Data Analytic Software (Q-Das) dengan memanfaatkan NVIVO 12 Plus sebagai perangkat lunak yang membantu dalam mengkolektifkan dan menganalisis data temuan di Media Sosial. Hasil penelitian menemukan bahwa publik belum sepenuhnya memandang kebijakan elektrifikasi transportasi telah bersifat keberlanjutan. Pertama pada dimensi sosial, publik mengkritisi kebijakan transisi transportasi ke elektrik tanpa dibarengi dengan transisi energi adalah “solusi palsu”. Hal ini didasarkan pada sumber energi transportasi listrik yang berasal dari PLTU Batubara yang juga menjadi kontributor utama polutan. Kedua pada dimensi ekonomi, publik memandang bahwa ekosistem transportasi listrik yang masif belum ditunjang oleh aspek-aspek pendukung seperti ketersediaan SPKLU. Selain itu, estimasi waktu pengisian baterai yang relatif lama dibandingkan pengisian bahan bakar transportasi konvensional dianggap dapat menghambat dan mempengaruhi aktivitas perekonomian publik. Pada dimensi lingkungan, publik mengkritisi apabila kebijakan elektrifikasi transportasi secara masif dilakukan akan membutuhkan penggunaan listrik secara berlebihan. Hal ini dipandang tidak efisien dan menimbulkan persoalan baru yang sebelumnya berakar dari penggunaan BBM yang berlebihan.